Jumat, 09 November 2012

KEPRIBADIAN YANG BAIK ITU INDAH

     Mentari telah bersinar, bagaikan tanda untuk memulai kembali aktivitas-aktivitas yang saya jalani. Kuliah, ya kegiatan saya saat ini, ternyata perjalanan hidup saya sudah mulai masuk ke masa dewasa. Teringat delapan belas tahun yang lalu, saya baru terlahir dari seorang ibu yang begitu super, seorang ibu yang begitu sabar dan penyayang. Selama 9bulan ibu selalu merawat saya dengan sabar di dalam rahim beliau, kemanapun beliau pergi saya selalu dibawa olehnya. Sungguh hal yang patut kita renungkan kawan, agar kita selalu bisa lebih menyayanginya dan selalu berdoa untuk beliau. Tak kalah supernya dengan ayah, ayah juga selalu menggendong saya sewaktu kecil, jika ibu kelelahan maka ayah yang akan menemani saya untuk bergurau ataupun bermain. Kenangan itu tak dapat dihilangkan begitu saja dari fikiran saya. Kenangan yang telah menuntun saya beranjak ke masa dewasa, kenangan yang selalu mengingatkan saya akan besarnya pengorbanan orang tua untuk saya.
     Kasih sayang dan perhatian ayah dan ibu selalu diberikan untuk saya, tapi mereka tak mengajarkan anak-anaknya untuk manja. Saya selalu dididik dengan tegas oleh mereka. Dari kecil hal utama yang diajarkan oleh orang tua saya adalah mengenai panutan hidup saya yaitu dengan diajarkannya sholat oleh ayah, diajarkan mengaji oleh ibu, serta ketika umur saya mulai beranjak enam tujuh tahun saya disekolahkan di sekolah dasar, kemudian tiga tahun kemudian ke bangku SMP, tiga tahun kemudian ke bangku SMA dan hingga kini ke bangku perkuliahan. Saya sadar sekarang bahwa ayah dan ibu memberi pendidikan formal dari kecil hingga sekarang karena supaya anaknya ini dapat bersosialisasi dengan lingkungan yang lain, dapat membentuk jati diri ataupun kepribadian yang disiplin, serta yang terpenting adalah agar masa depan anaknya ini dapat jauh lebih baik dari orang tuanya. Sekarang jika saya berfikir begitu banyak yang telah dilakukan dan dikorbankan orang tua demi saya, tapi apa yang sudah saya kasih kepada orang tua saya?
     Belum memberikan hal yang sesuai dengan pengorbanan orang tua, karena kasih sayang dan pengorbanan ayah ibu tak bisa dibandingkan dengan apapun. Suatu nasihat yang selalu terngiang di benak saya, adalah nasihat ayah dan ibu agar saya selalu menjalankan ibadah sesuai kepercayaan yang kami anut, selalu berbuat baik kepada siapapun, sabar dalam menghadapi suatu hal yang susah, belajar, jangan lupa bersyukur karena dengan kita bersyukur kita tak akan menjadi orang yang tamak. Menurut ayah dan ibu tujuan mendidik anak-anaknya dengan tegas agar saya tidak menjadi pribadi yang teledor, dan kunci sukses adlah disiplin, menurut orang tua saya. Setelah difikir memang benar sekali apa yang telah dinasihatkan ayah dan ibu untuk saya. Ketegasan beliau belum sebanding dengan kekerasan di luar sana, menghadapi banyak perbedaan dalam segala segi, untuk itu memang perlu sekali untuk saya diberi nasihat sebagai tonggak supaya saya tidak salah jalan di lingkungan terutama jika saya menghadapi lingkungan yang keras.
Motivasi dari orang tua dan keluarga besar saya selalu ada, namun nasihat ayah dan ibu bahwa motivasi dari luar itu memang penting sebagai penyeimbang motivasi dalam diri kita, jika motivasi dari luar kita dapatkan namun kita tidak dapat memotivasi diri sendiri hasilnya pun akan nihil. Karena sebenarnya motivasi diri pribadi adalah hal yang lebih penting. Kepribadian itu terbentuk tidak hanya faktor keturunan dari ayah atau ibu, tetapi kepribadian itu juga terbentuk dari bagaimana kita mengolah dan mengendalikan hati, bagaimana kita bersikap, bagaimana kita berfikir, serta bagaimana kita mebedakan antara yang baik dan yang buruk.
     Hingga sekarang saya telah dewasa, sudah saatnya saya untuk fokus mengolah kepribadian saya yang baik dan mengurangi hingga menghilangkan kepribadian saya yang buruk. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau mencoba asalkan apa yang mau kita coba adalah hal yang positif dan tidak merugikan pihak mana pun. Sampai saat ini motivasi terbesar untuk saya adalah pola fikir yang ada dan menyuruh otak saya untuk berbuat hal yang positif tentunya, meskipun terkadang sulit untuk di jalankan.
     Ingat, bahwa nasihat orang tua merupakan kunci kita untuk dapat menjadi yang lebih baik, karena tidak ada orang tua yang menginginkan ananknya berkepribadian tidak baik, sehingga wajar jika saat kita salah ayah dan ibu memarahi kita. Amarah mereka bukan bermaksud untuk menyakiti kita, tapi satu hal yang harus kita tahu bahwa amarah ayah ataupun ibu adalah sebagian dari ungkapan rasa sayang mereka kepada kita, karena mereka tak ingin kita sebagai anaknya salah jalan dan terbiasa hidup dengan kepribadian yang buruk . Jadi salah sekali jika kita menaruh rasa dendam kepada ayah ataupun ibu kita karena rasa marah mereka kepada kita, justru di lubuk hati mereka rasa sayang mereka sangat dalam untuk kita, sehingga mari kita olah pribadi kita menjadi pribadi yang baik dalam segala hal, menjadi pribadi yang sesuai dengan nasihat orang tua, dan pribadi yang dapat memotivasi diri agar dapat maju ke depannya. Kepribadian itu unik karena setiap orang mempunyai pandangan masing-masing, dan kebanyakan orang menganggap kepribadian itu sulit dirubah. Lantas bagaimana jika kita sudah terbiasa dengan pandangan hidup yang buruk? Apakah akan selamanya kita akan seperti itu?
     Sungguh akan menyesal jika kita tidak mau merubah sedikit demi sedikit kepribadian yang buruk pada diri kita, ingat kepribadian itu datang karena keinginan kita, kepribadian itu fleksibel, artinya jika kita bisa mengikuti kata hati kita yang baik maka secara otomatis kepribadian kita akan terbawa baik, namun jika kita terbiasa dengan kepribadian yang buruk maka akan terbawa buruk pula, namun kepribadian itu bisa diperbaiki asalkan ada kemauan dari individu itu sendiri, maka untuk merubah kepribadian yang buruk adalah dengan kunci kita mau mencoba dan jangan takut untuk mencoba hal yang baik. Perlu diketahui menjalankan hal yang baik kadang terlihat cupu tapi jika kita niat pasti menjalankan hal yang baik itu akan sangat indah. . . . .