MAKALAH ILMU
BUDAYA DASAR
(Ilmu Budaya Dasar Sebagai Salah Satu Mata Kuliah Dasar Umum )
Nama :
Usfatun Latifah
NPM : 57412529
Kelas : 1IA25
Jurusan : Teknik Informatika
Fakultas : Teknologi Industri
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………
3
BAB I. Pendahuluan ……………………………………………………
4
BAB 2. Pembahasan …………………………………………………….
5
2.1
Pengertian Ilmu Budaya Dasar…… ………………………..
6
2.2
Latar Belakang Ilmu Budaya Dasar……………… ………….
8
2.3 Ilmu
Pengetahuan Menurut Prof. Dr. Hasya Bachtiar……….
10
2.4
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar …………………………
15
2.5
Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Ilmu-Ilmu Eksak ……
15
BAB 3. Penutup ………………………………………………………..
20
3.1
Kesimpulan …………………………………………………
20
Daftar Pustaka ………………………………………………………….
22
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusunmakalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas “Ilmu Budaya DasarSebagai
Salah Satu Mata Kuliah Dasar Umum” . Dalam penyusunan makalah ini,
penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari
berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang MahaEsa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
daribentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangatpenulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Bekasi, 3 April 2013
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu Budaya Dasar (IBD) sebagai mata kuliah
dasar umum (MKDU) diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa di seluruh perguruan
tinggi negeri atau swasta, bertujuan untuk mengembangkan daya tangkap,
persepsi, penalaran, dan apresiasi terhadap lingkungan budaya. Hal ini penting
disebabkan oleh dua hal:
1. Tema-tema ilmu budaya dasar merupakan
tema-tema inti permasalahan dasar manusia yang dialami dan dihadapi seperti
tema-tema yang telah disusun oleh Konsorium Antar-Bidang Depdikbud yang
meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung
jawab dan keadilan, kegelisahan, dan harapan.
2. Pada zaman sekarang terdapat kecenderungan
bahwa ilmu atau ilmuan sering mengabaikan masalah sikap dan perilaku moralnya
sendiri terhadap sesama manusia. Yang ada dalam pikiran ilmuan adalah menguak
tabir aspek ontologis dan epistemologis demi mencapai kelezatan hidup
materialnya saja. Ilmuwan dalam menerapkan ilmunya (segi aksiologisnya) sering
mengabaikan unsur manusiawinya, kurang berbudaya, dan tidak “halus”. Padahal,
pembangunan nasional itu pada hakikatnya adalah pembangunan manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Ilmu Budaya Dasar?
2. Apa latar belakang adanya ilmu budaya
dasar?
3. Mencakup apa saja Ilmu pengetahuan menurut Prof. Dr. Hasya
Bachtiar ?
4. Apa saja ruang lingkup ilmu budaya dasar?
5. Apa hubungan ilmu budaya dasar dengan ilmu
eksak?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Budaya Dasar
“Ilmu Budaya Dasar” adalah suatu
pengetahuan yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan
menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari dan telah dikembangkan oleh
berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam Pengetahuan Budaya.
Definisi tentang pengetahuan budaya : “Pengetahuan Budaya (the humanities)
adalah pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat.
Keahlian ini dapat dibagi lagi dalam keahlian-keahlian lain, seperti seni
sastra, seni tari, seni music, seni rupa dan lain-lain. Dengan demikian disini jelas
dapat dibandingkan antara pengertian the humanities (Ilmu Budaya Dasar) dengan
Culture (Kebudayaan). The Humanities atau Humaniora itu menurut L.Wilardjo
adalah : sikap dan perilaku masal moral manusia terhadap sesamanya. Jadi
Humaniora ini dilihat dari definisi L.Wilarjo sebagai seperangkat sikap dan
perilaku manusia.
Sedangkan kebudayaan = cultuur (bahasa Belanda) = culture (bahasa Inggris)
= tsaqafah (bahasa Arab), berasal dari perkataan Latin: “Colere” yang artinya
mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah
atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala
daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”. Ditinjau dari
bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “buddhayah” yaitu
bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
Pendapat lain mengatakan bahwa kata budaya adalah sebagai suatu
perkembangan dari kata majemuk budidaya, yang berarti daya dan budi.
Karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah
daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa; dan kebudayaan adalah hasil
dari cipta, karsa dan rasa tersebut. Menurut Dawson dalam bukunya “Age Of The
Gods”, kebudayaan adalah cara hidup bersama (Culture is a common way of life).
Sedangkan menurut E.B Taylor dalam bukunya : “Primitive Culture” kebudayaan
adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan
lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Dan Dr.Moh.Hatta
mengatakan kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.
Sepintas definisi-difinisi tersebut kelihatan berbeda-beda, namun
sebenarnya prinsipnya sama, yaitu sama-sama mengakui adanya ciptaan manusia.
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa : Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia
untuk mencapai kesempurnaan hidup. Dan budaya adalah daya dari budi yang berupa
cipta, karsa dan rasa.
2.2 Latar Belakang Ilmu Budaya Dasar
Latar
belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah
cendikiawan mengenai system pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan system
pendidikan pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. System pendidikan
tersebut merupakan kelanjutan dari politik balas budi yang diajukan oleh Conrad
Theodore Van Deventer. Adapun tujuannya adalah menghasilkan tenaga terampil
dalam bidang administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi
kelancaran usaha mereka dalam mengeksploitasi kekayaan Negara kita.
Sampai sekarang, system pendidikan yang terkotak-kotak telah menghasilkan
banyak tenaga ahli yang berpengalaman dalam disiplin ilmu tertentu.
Padahal pendidikan itu seharusnya lebih ditujukan untuk menciptakan kaum
cendikiawan daripada mencetak tenaga yang terampil. Para lulusan perguruan
tinggi diharapkan
dapat berperan sebagai sumber utama bagi pembangunan Negara secara
menyeluruh. Dari mereka diharapkan adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah
social masyarakat yang sangat kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga
dalam masalah budaya. Sehingga perguruan tinggi Indonesia mampu menghasilkan
sarjana yang tidak asing dengan kehidupan masyarakat serta gejolak perkembangan
dan kebutuhannya, dan juga mengenali dimensi lain di luar disiplin ilmunya.
Sebagai ikhtisar untuk tujuan itu, Ilmu Budaya Dasar diberikan sebagai
pelengkap pembentukan sarjana, yang mampu memecahkan permasalahan yang timbul
dalam lingkungan masyarakat.
Latar belakang diberikannya IBD selain melihat konteks budaya Indonesia,
juga sesuai dengan program pendidikan di Perguruan Tinggi dalam rangka
menyempurnakan pembentukan sarjana. Perguruan tinggi diharapkan dapat
menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang
terdiri atas :
· Kemampuan akademis yang
merupakan kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun
tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berfikir logis, kritis,
sistematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk
mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan
alternatife pemecahannya.
· Kemampuan profesional
yang merupakan kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan.
Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
· Kemampuan personal yang
merupakan kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli
diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah
laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian
Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan
kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan peka terhadap berbagai
masalah yang dihadapi oleh masyarkat Indonesia.
Adapun latar belakang diberikannya mata kuliah IBD dalam konteks budaya,
Negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahannya sebgai berikut
:
· Kenyataan bahwa bangsa
Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya
yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas
dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan.
· Pembangunan telah membawa
perubahan dalam masyarakat yang menimbulkan pergeseran system nilai budaya dan
sikap yang mengubah anggota masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan
telah menimbulkan mobilitas social, yang diikuti oleh hubungan interaksi yang
bergeser dalam kelompok masyarakat. Sementara ini, terjadi juga penyesuaian
dalam hubungan antar anggota masyarakat. Dengan demikian, dapat dipahamai bila
penggeseran nilai itu membawa akibat jauh dalam kehidupan berbangsa.
· Kemajuan dalam bidang
teknologi komunikasi massa dan transportasi, membawa pengaruh terhadap
intensitas kontak budaya antarsuku maupun dengan kebudayaan dari luar.
Terjadinya kontak budaya dengan kebudayaan asing bukan hanya menyebabkan
intensitasnya menjadi lebih besar, tetapi juga penyebarannya berlangsung dengan
cepat dan luas jangkauannya. Terjadilah perubahan orientasi budaya yang
kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat, yang sedang
menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.
2.3 Ilmu Pengetahuan Menurut Prof. Dr. Hasya Bachtiar.
Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan
budaya, terlebih dahulu kita akan
mengetahui pengelompokan ilmu pengetahuan berdasarkan pengemukakan oleh Prof. Dr. Hasya Bachtiar berikut ini:
mengetahui pengelompokan ilmu pengetahuan berdasarkan pengemukakan oleh Prof. Dr. Hasya Bachtiar berikut ini:
1. ) Ilmu-ilmu Alamiah(Natural Science)
Ilmu ini bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang ada di dalam alam semesta. Untuk itulah diperlukan metode ilmiah. Caranya dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan
tersebut. Setelah itu dibuatlah suatu analisis untuk menentukan suatu kualitas yang hasilnya nanti akan
digeneralisasikan(diumumkan). Setelah itu dibuatlah prediksi. Hasil dari penelitian tersebut adalah 100%
benar dan 100% salah. Contoh Ilmu yang termasuk dalam kategori ini adalah: astronomi, fisika, biologi,
kimia, kedokteran, dan mekanika.
Ilmu ini bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang ada di dalam alam semesta. Untuk itulah diperlukan metode ilmiah. Caranya dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan
tersebut. Setelah itu dibuatlah suatu analisis untuk menentukan suatu kualitas yang hasilnya nanti akan
digeneralisasikan(diumumkan). Setelah itu dibuatlah prediksi. Hasil dari penelitian tersebut adalah 100%
benar dan 100% salah. Contoh Ilmu yang termasuk dalam kategori ini adalah: astronomi, fisika, biologi,
kimia, kedokteran, dan mekanika.
2. ) Ilmu-ilmu Sosial(Social Science)
Ilmu ini ini digunakan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang ada di dalam kehidupan manusia.
Untuk itulah digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil
penelitiannya tidaklah mungkin 100% benar, hanya mendekati kebenaran saja yang disebabkan oleh
tidak dapat berubahnya keteraturan dalam kehidupan manusia tersebut dari waktu ke waktu.
Ilmu ini ini digunakan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang ada di dalam kehidupan manusia.
Untuk itulah digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil
penelitiannya tidaklah mungkin 100% benar, hanya mendekati kebenaran saja yang disebabkan oleh
tidak dapat berubahnya keteraturan dalam kehidupan manusia tersebut dari waktu ke waktu.
Contoh Ilmu yang termasuk ke dalam kategori ini adalah: Ilmu Ekonomi,
Sosiologi, Politik, Demografi,
Psikologi, dsb.
Psikologi, dsb.
3 .) Pengetahuan Budaya(The Humanities)
Ini bertujuan untuk Memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji
itu digunakanlah peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, lalu diberi arti. Umumnya
peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan tersebut ada di dalam tulisan-tulisan. Metode ini tidak ada
kaitannya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada separuh dari metode ilmiah.
Ini bertujuan untuk Memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji
itu digunakanlah peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, lalu diberi arti. Umumnya
peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan tersebut ada di dalam tulisan-tulisan. Metode ini tidak ada
kaitannya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada separuh dari metode ilmiah.
Pengetahuan Budaya dibatasi terbatas sebagai pengetahuan yang mencakup
disiplin seni dan filsafat.
Keahlian inipun dapat dibagi-bagi ke dalam berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari,
seni rupa, seni musik, dsb. Sedangkan ilmu budaya dasar adalah usaha yang diharapkan akan dapat
memberikan pengertian yang umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
yang berkaitan dengan manusia dan kebudayaan itu sendiri. Dengan kata lain, ilmu budaya dasar menggunakan
pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan
pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Keahlian inipun dapat dibagi-bagi ke dalam berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari,
seni rupa, seni musik, dsb. Sedangkan ilmu budaya dasar adalah usaha yang diharapkan akan dapat
memberikan pengertian yang umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
yang berkaitan dengan manusia dan kebudayaan itu sendiri. Dengan kata lain, ilmu budaya dasar menggunakan
pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan
pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu Budaya dasar memang berbeda dengan pengetahuan Budaya. Dalam Bahasa
Inggris, Ilmu Budaya Dasar
disebut “Basic Humanities”, sedangkan pengetahuan budaya disebut “The Humanities”. Ilmu Budaya Dasar
mengkaji tentang pengetahuan dasar dan pengertian-pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah manusia dan budaya. Sedangkan pengetahuan budaya hanya mengkaji nilai-nilai manusia
sebagai mahluk berbudaya(homo humanus) saja.
disebut “Basic Humanities”, sedangkan pengetahuan budaya disebut “The Humanities”. Ilmu Budaya Dasar
mengkaji tentang pengetahuan dasar dan pengertian-pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah manusia dan budaya. Sedangkan pengetahuan budaya hanya mengkaji nilai-nilai manusia
sebagai mahluk berbudaya(homo humanus) saja.
2.4 Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari kerangka tujuan
yang telah dikemukakan di atas, ada dua masalah yang bisa dipakai sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar. Kedua masalah tersebut ialah :
· Berbagai aspek kehidupan
yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat
didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanitie), baik dari segi
masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara
gabungan (antara bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
· Hakikat manusia yang satu
atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan
masing-masing zaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam,
social dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan
tetapi ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana
yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran dan
persamaan, tingkah laku, dan kelakuan mereka.
Menilik masalah pokok yang biasa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
tersebut di atas, Nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral
dalam pengkajian. Manusia tidak saja sebagai subjek akan tetapi sekaligus objek
pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam sesama manusia, dirinya
sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan
menjadi sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.
Tim IBD dari Konsorsium sudah berusaha mengadakan pembagian masalah-masalah
tersebut secara fleksibel. Pada tahun 1972 misalnya, masalah-masalah tersebut
dibagi menjadi 10 tema atau 10 topik :
1. Manusia dan pandangan hidup
2. Manusia dan asuhan
3. Manusia dan tanggung jawab
4. Manusia dan cinta kasih
5. Manusia dan kegelisahan
6. Manusia dan derita (penderitaan)
7. Manusia dan harapan
8. Manusia dan ketulusan
9. Manusia dan pengabdian
10. Manusia dan keadilan
Pada tahun 1973 Tim IBD membagi masalah-masalah tersebut menjadi 15 tema
atau topic, yang disusun sesuai dengan “lingkungan hidup manusia”.
1. Kelahiran
2. Kebahagiaan dan humor
3. Cinta kasih dan keterbukaan
4. Kedirian manusia dan perkelaminan
5. Pengeluaran, pemanfaatan, dan penaklukan
alam
6. Keindahan dan khayalan
7. Kekuatan dan kehormatan
8. Kedakuan, pemberontakan, dan perbudakan
9. Penderitaan
10. Keadilan dan hak
11. Kebebasan
12. Kebijakan dan pandangan hidup
13. Kerinduan Ilahi
14. Iman dan kesucian
15. Kematian
Kemudian pada tahun 1978, Tim IBD menyusun kembali masalah-masalah tersebut
menjadi 7 topik yaitu :
1. Keadilan
2. Tanggung jawab
3. Cinta kasih
4. Pengabdian
5. Harapan
6. Kegelisahan
7. Penderitaan
Dan pada tahun 1980 Tim IBD merumuskan menjadi 8 topik :
1. Pandangan hidup
2. Keindahan
3. Cinta kasih
4. Tanggung jawab dan pengabdian
5. Keadilan
6. Kegelisahan
7. Penderitaan
8. Harapan
Akhirnya pada tahun 1982 Konsorsium menurunkan rumusan terbaru sebagai
berikut:
Mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah budaya.
Kedua
maslah pokok tersebut di atas, sudah barang tentu masih memerlukan penjabaran
lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan. Rumusan masalah-masalah yang akan
dikaji dalam Ilmu Budaya Dasar diformulasikan ke dalam satu tema, yaitu menusia
sebagai makhluk Budaya. Tema ini akan dikembangkan lebih lanjut ke dalam
delapan pokok bahasan, dan sub pokok bahasan, yaitu :
1. Manusia dan cinta kasih
- Cinta antara pria
dan wanita
- Kekeluargaan
- Persaudaraan
2. Manusia dan keindahan
- Kontemplasi
- Ekstasi
3. Manusia dan penderitaan
- Nasib buruk
- Penyesalan
- Kehilangan yang
dicintai
4. Manusia dan keadilan
- Rasa keadilan
- Perlakuan yang adil
5. Manusia dan pandangan hidup
- Cita-cita
- Kebajikan
6. Manusia dan tanggung jawab serta
pengabdian
- Kesadaran
- Kewajiban
- Pengorbanan
7. Manusia dan kegelisahan
- Keterasingan
- Kesepian
- Ketidakpastian
8. Manusia dan harapan
- Kepercayaan diri
- Gairah mengatasi
kesulitan
Dari pengembangan masalah-masalah tersebut di atas nempak sekali bahwa
orientasi dalam Ilmu Budaya Dasar memang tidak terlepas dari masalah-masalah
manusia dan kebudayannya.
Kedelapan pokok bahasan (beserta sub pokok bahasan) tersebut di atas pada
dasarnya termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya (the
humanities).
Dan sebagaimana dikemukakan, untuk mendekati masalah yang akan dikaji
dengan Ilmu Budaya Dasar, bisa digunakan cabang-cabang pengetahuan budaya, baik
secara sendiri-sendiri maupun gabungan antara berbagai bidang. Perwujudan
mengenai cinta kasih, misalnya terdapat dalam karya-karya sastra, tarian,
music, filsafat, lukisan, patung dan lain sebagainya yang semuanya merupakan
benda-benda budaya. Untuk itu poko bahasan mengenai manusia dan cinta kasih
dapat didekati dengan menggunakan karya-karya tersebut.
Dengan penyusunan tema-tema semacam itu, dimaksudkan agar mahasiswa lebih
mudah mengidentifikasikan dengan masalah yang dibahas dan untuk menunjukkan
bahwa hal-hal yang didiskusikan sesuai dengan pengalaman hidup manusia.
Di samping itu agar mahasiswa juga dapat memperhatikan norma-norma yang
membantu pendidikan. Walaupun penyusunan semacam itu diharapkan untuk
mendekatkan dengan pengalaman mahasiswa, masih terbuka kemungkinan untuk
menyesuaikan dengan kondisi tempat belajar daerah setempat.
2.5 Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Ilmu-Ilmu Eksak.
1.
Hubungan IBD dengan Ilmu Teknik
Sesuai dengan pengertian dan sasaran ilmu budaya, maka tidak mengherankan
jika pengetahuan budaya dasar itu berkaitan sekali dengan ilmu-ilmu teknik,
justru ilmu teknologi itu adalah hasil dari budaya manusia. Karena itu tidak
mengherankan, jika karya budaya itu menuntut kekuatan, keindahan, kepraktisan,
dan sebagainya.
Hal itu dapat kita perhatikan pada hasil yang berbentuk bangunan-bangunan,
seperti rumah, bangunan jembatan, motor, robot dan lain sebagainya.
2. Hubungan IBD dengan Ilmu Pertanian
Sesuai dengan pendapat dalam uraian di atas, yaitu hubungan IBD dengan
ilmu-ilmu teknologi, maka hubungan IBD dengan ilmu-ilmu pertanian sama juga.
Hasil kesadaran budi manusia berkaitan erat dengan ilmu-ilmu pertanian. Hal
itu terjadi sejak masyarakat kita bersifat agraris.
Sekarang, dalam masa modern ini hasil budi kita juga mengacu arah kemajuan.
Karena itulah, maka IBD berusaha mengikuti perkembangan dan mengaitkan dengan
ilmu-ilmu pertanian modern, antara lain: berperhatian pada tanah sebagai
fokusnya, pada tanam-tanamannya, pada hama dan penyakitnya dan berperhatian
kepada perekonomiannya dan seterusnya.
· Hubungan IBD dengan tanah
sebagai fokusnya
Konsep IBD merupakan pengejawantahan manusia yang berbudi, sadar untuk
berperhatian langsung kepada tanah sebagai focus sasarannya. Manusia itu
bergabung dengan manusia lain dan akhirnya akan berkelompok. Mereka mempunyai
tujuan yang sama untuk mencapai cita-citanya dan mereka itulah yang kita sebut
masyarakat. Dalam masyarakat itulah biasanya mereka membuat peraturan-peraturan
bersama dan peraturan itu ditiadakan, kemudian peraturan itu diturunkan kepada
anak keturunannya.
Mengenai hubungan manusia dengan tanah dalam alam modern ini sering timbul
pertentangan karena adat masyarakat itu. Masyarakat mempertahankan berlakunya
adat yang dipatuhi, sedang masyarakat modern menginginkan ketidak patuhannya
demi ide yang diliputi akal budi yang sadar. Untuk kepentingan itu akal budi
manusia selalu berusaha agar dapat memperbolehkan tanahnya diolah dan diubah
untuk meningkatkan produksi, serta mengubah tanahnya yang kurang subur itu
menjadi tanah yang subur serta bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Begitu
pula mengenai penggunaan alat-alat modern dalam pertanian, waktu pengolahan dan
waktu bertanam. Biasanya usaha itu oleh adat dianngap tabu.
Disinilah peranan ilmu budaya untuk mengatasi kesulitan sampai mencapai
tujuan.
· Hubungan IBD dengan
tanam-tanaman sebagai fokusnya
Sesuai dengann sub pokok bahasan mengenai tanam-tanaman pun sering menjadi
masalah yang rumit untuk di atasi. Hal itu terasa sekali ketika kita akan
mengubah tanaman pada jenis wulu dengan tanaman padi jenis PB. Begitu pula
bagaimana cara kita menjelaskan kepada masyarakat untuk dapat izin menanam
jenis tanaman tertentu dicampur dengan tanaman yang lain yang berguna, tetapi
tidak merugikan tanaman yang pokok. Jelas tidak benar, jika para budayawan akan
mencapai tujuannya itu dengan cara melawan adat.
Di sinilah para budayawan pertanian berperan sekali untuk mengajak
masyarakat berpartisipasi dalam pengembangan di sector pertanian.
Untuk meningkatkan pengembangan itu para ahli yang berbudaya yang cocok
dengan tanah kita.
· Hubungan IBD dengan hama
dan penyakit sebagai fokusnya
Sering masyarakat menuduh dengan mudah atau melemparakan kesalahan kepada
para ahli berkenaan dengan munculnya hama penyakit tanam-tanaman yang
melandanya. Pendapatnya, datangnya hama penyakit disebabkan dewa/roh yang
berkuasa menghukunya. Orang harus sadar, bahwa roh yang marah itu harus segera
diberi upeti dan segera sang dewa itu mau menghilangkan penyakit yang
menimpanya. Jika para ahli menjelaskan adanya penyakit itu maka mereka
menolaknya. Dalam hal ini masyarakat kurang mudah memahami apa yang dimaksud
pembaharuan dan pembangunan berdasarkan penalaran yang sakit untuk
memberantasnya.
Di sini pula para ahli yang berbudaya dituntut untuk segera bisa mengatasi
kesukaran-kesukaran yang berhubungan dengan pembangunan di sector pertanian
dengan perwujudan dapat memberantas hama tikus, wereng, dan sebagainya.
Anggapannya, perwujudan yang nyata itu akan dengan segera diterima oleh
masyarakat. Karena itu obat hasil penelitiannya yang manjur dan ampuh tersebut
yang diharapkan oleh mereka. Masalah ini justru yang menjadi tantangan bagi
para masyarakat ilmiah.
· Hubugan IBD dengan
perekonomian sebagai fokusnya
Memperhatikan masalah ekonomi, mengolah orang cenderung berfikir tentang
usaha, mengolah dan memasarkannya. Dengan ekonomi itu orang akan dengan mudah
memperhatikan gerak masyarakat dalam pembangunan ini. Dengan melalui
perekonomian manusia budaya akan selalu berusaha, bagaimana hasil sector
pertanian itu dapat dikembangkan dengan leluasa, baik versifat nasional maupun
bersifat internasional.
· Hubungan IBD dengan ilmu kedokteran
Sejak dengan ilmu-ilmu kedokteran yang sifatnya lebih kearah manusia, maka
sudah jelas kiranya, bahwa pengetahuan budaya yang berkaitan dengan hasil
kesadaran manusia akan parallel dengan ilmu-ilmu kedokteran.
Segala penalaran dokter sebagai manusia akan sama dengan penalaran budi
manusia. Ilmu kedokteran yang selalu memikirkan jasmani dan rohani manusia akan
selalu dituntut oleh keadaan lingkungan masyarakat. Salah piker dari seorang
dokter berarti akan bertentangan dengan hati nurani manusia yang melekat dalam
pribadi sang dokter. Sebaliknya kesuksesan dokter akan selalu menjunjung tinggi
dan mengangkat nama harumnya, karena segala kesuksesan itu tentu dilandasi oleh
budi/ pikiran manusia secara sadar. Justru karena itulah, Fakultas kedokteran
akan selalu parallel dan tidak akan sumbang dengan penalaran manusia yang
kreatif dan bermoral tinggi.
Hal itu dapat diperhatikan dari contoh-contoh kehidupan sang dokter. Mereka
tidak akan pilih kasih menghadapi pasiennya, apakah si pasien itu kaya atau
miskin. Bagi dokter yang penuh dedikasi baik ia akan menghadapi pasiennya sama
saja. Sang dokter akan puas sekali, jika ia mampu menyembuhkan paisennya yang
mungkin sekali ia sudah tak akan tertolong, menurut perhitungan ilmiah.
Dalam kehidupan sehari-hari sang dokter akan merasa diuji oleh janji
dokternya, Ia diuji agar sang dokter mau memberi suntikan yang mematikan
terhadap seseorang. Disini sang dokter dengan kebudayaan yang tinggi dan
perasaaan yang penuh cinta kasih harus memberi jawaban/ tindakan yang sesuai
dengan penalaran yang baik.
Dengan demikian hubungan IBD dengan dokter sebagai pribadi akan mampu
memberi jawaban dengan menyadarkan ketidak puasannyadalam kehidupan
bermasyrakat.
Jadi IBD merupakan ilmu yang bertugas mendasari mental pribadi mahasiswa
yang untuk dapat menerima, meresapi dan menghayati ilmu-ilmu budaya di samping
ilmu-ilmu lain yang menjadi ilmu disiplinnya masing-masing.
Gerak manusia budaya dalam masyarakat selalu menarik hubungan penalaran
manusia terhadap ilmu-ilmu tertentu. Inilah sebabnya IBD sebagai ilmu akan
selalu berkaitan dengan ilmu-ilmu yang lain, baik antar ilmu-ilmu humaniora
dengan ilmu-ilmu social atau ilmu-ilmu eksak. Hubungan ilmu budaya dasar dengan
ilmu-ilmu teknik dapat dilihat pada karya manusia yang berbudi sadar seperti :
bangunan-bangunan, baik bangunan yang sederhana maupun bangunan raksasa,
misalnya jembatan yang sederhana yang biasa orang menyebut titian sampai dengan
jembatan panjang sekali: bangunan rumah dapat kita perhatikan bangunan rumah
sederhana sampai dengan bentuk ukiran bangunan yang berujud alat-alat
elektronik yang sangat sederhana sampai alat-alat elektronik yang maju sekali.
Hubungan il;mu budaya dasar dengan ilmu-ilmu pertanian dalam hal ini
hubungan IBD dengan ilmu-ilmu pertanian dapat terlihat pada penalaran manusia
terhadap tanah, terhadap tanam-tanaman, terhadap hama penyakit, terhadap bio
kimia untuk mengatasi hambatan-hambatan yang berhubungan demngan sector
pertanian. Selanjutnya penalaran manusia terhadap perekonomian pertanian pun
menjadi masalah yang tak luput dari pemikiran ilmu budaya dasar.
Hubungan ilmu budaya dasar dengan ilmu-ilmu kedokteran tampak jelas, sebab
ilmu kedokteran itu sendiri berada atau merupakan ilmu-ilmu yang secara
langsung berkaitan dengan manusia sebagai sasarannya. Di sinilah ilmu
kedokteran itu berperan sekali dalam kehidupan manusia. Jadi, budi manusia yang
luhur harus dapat menguasai atau menyelubungi segala tindak tanduk sang dokter.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
> Ilmu Budaya
Dasar” adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan
budaya, dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari dan telah
dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam
Pengetahuan Budaya.
> Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai
kesempurnaan hidup. Dan budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa
dan rasa.
> Latar belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik yang
diberikan oleh sejumlah cendikiawan mengenai system pendidikan kita yang
dinilai sebagai warisan system pendidikan pemerintahan Belanda pada masa penjajahan
dengan tujuan menghasilkan tenaga terampil dalam bidang administrasi,
perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha mereka dalam
mengeksploitasi kekayaan Negara kita. Padahal pendidikan itu seharusnya lebih
ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga yang
terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai
sumber utama bagi pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka diharapkan
adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah social masyarakat yang sangat
kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga dalam masalah budaya.
> Menurut Prof. Dr. Hasya Bachtiar , Ilmu pengetahuan meliputi :
–
Ilmu-Imu Alamiah ( Natural Science )
–
Ilmu-Ilmu Sosial ( Social Science )
–
Pengetahuan Budaya ( The Humanities )
> Ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar terdiri dari:
1. Manusia dan cinta kasih
2. Manusia dan keindahan
3. Manusia dan penderitaan
4. Manusia dan keadilan
5. Manusia dan tanggung jawab serta
pengabdian
6. Manusia dan kegelisahan
7. Manusia dan harapan
> Hubungan IBD dengan ilmu eksak. Sesuai dengan pengertian dan sasaran
ilmu budaya, maka tidak mengherankan jika pengetahuan budaya dasar itu berkaitan
sekali dengan ilmu-ilmu teknik, justru ilmu teknologi itu adalah hasil dari
budaya manusia. Karena itu tidak mengherankan, jika karya budaya itu menuntut
kekuatan, keindahan, kepraktisan, dan sebagainya. Jadi IBD merupakan ilmu yang
bertugas mendasari mental pribadi mahasiswa yang untuk dapat menerima, meresapi
dan menghayati ilmu-ilmu budaya di samping ilmu-ilmu lain yang menjadi ilmu
disiplinnya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Sulaeman, Munandar. Ilmu Budaya Dasar.
Bandung : PT REFIKA ADITAMA, 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar