Kamis, 03 Januari 2013

TUGAS 3


MASALAH SOSIAL BANJIR
Musim hujan telah tiba. Sejak pekan lalu, intensitas hujan di Sumut meningkat. Di beberapa daerah, hujan telah menimbulkan dampak banjir yang serius terhadap pemukiman, areal pertanian, bahkan, tahun ini banjir di Sumut telah memutuskan jalur kereta api Medan-Rantauprapat.
Di Kota Medan dan beberapa kota besar lainnya, banjir telah menjadi masalah kronis karena terus menerus terulang jika hujan telah datang. Banjir kerap menjelma menjadi problema sosial yang serius karena dampaknya tidak hanya menelan korban harta, benda tapi juga nyawa. Bangkok, ibukota Thailand saat ini lumpuh diterjang banjir. Dampaknya cukup serius karena tak hanya menelan ratusan korban jiwa, namun terganggunya sarana transportasi dan terhentinya sejumlah industri.

Dengan pengalaman yang kurang lebih sama, beberapa daerah di Sumut pernah mengalami sejarah banjir dengan memakan korban yang luar biasa. Sebutlah banjir bandang di Bahorok, banjir bandang Sungai Belawan Sunggal, beberapa tahun lalu dan banjir besar lainnya yang beberapa kali merendam pemukiman di Medan.

Sejak pertengahan tahun ini, tren banjir bergeser dari yang selama ini merendam masyarakat daerah pinggir sungai, pindah ke kompleks pemukiman yang relatif jauh dari sungai di inti kota. Catatan pentingnya, banjir kini tidak hanya menjadi problem sosial masyarakat yang tinggal di pemukiman padat pinggir sungai, namun juga menjadi problem sosial seluruh warga kota termasuk mereka yang tinggal di perumahan mewah.

Masalah Lingkungan

Banjir memang masuk dalam peristiwa bencana alam. Watak bencana alam, datang tidak terduga. Suka-suka. Orang boleh berkelit, banjir sebuah musibah. Namun banjir kota yang kita pahami, datang dari sebuah masalah lingkungan yang sebenarnya dapat dikendalikan melalui tata kelola lingkungan dan perilaku peduli lingkungan oleh semua elemen kota.

Dalam tataran ini, menuding penyebab banjir disebabkan kesalahan satu elemen saja kuranglah tepat. Banjir kota sudah merupakan masalah sosial yang menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah secara kelembagaan, elemen masyarakat maupun secara pribadi (keluarga).

Pemerintah punya peran dalam hal pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan tata ruang dan infrastruktur lingkungan. Ketidaktegasan pemerintah -melalui berbagai institusinya- menerapkan aturan perizinan bangunan yang tidak menimbang aspek penataan lingkungan yang baik akan menuai bencana banjir.

Banyak kasus banjir kota meluas dan menimbulkan lebih banyak korban akibat kebijakan dan pengawasan pemerintah yang antara lain mengizinkan pembangunan pemukiman di daerah jalur hijau pinggir sungai. Pengawasan yang lemah terhadap tumbuhnya bangunan di daerah resapan air, bangunan yang dibiarkan menutup drainase, bahkan penimbunan sawah untuk bangunan perumahan, merupakan sumber banjir kota. Karena itulah peran pemerintah harus lebih didorong untuk mengendalikan pembangunan yang menimbang fungsi tata ruang dan aspek lingkungan.

Selain pemerintah, masyarakat bisa mengambil peran dengan melakukan langkah-langkah untuk mengurangi dampak banjir. Masyarakat dapat membangkitkan kesadaran bersama menjaga agar saluran air atau sungai tidak tersumbat oleh sampah dengan rajin melakukan gotong royong bersih lingkungan.

Sampah yang menyumbat drainase atau sungai dapat dengan mudah dibersihkan jika semua anggota masyarakat berpartisipasi melalui aksi gotong royong peduli lingkungan.

Tanggap Darurat

Tanggap sebelum banjir juga meliputi persiapan rencana yang akan dilakukan perorangan atau keluarga menghadapi kondisi darurat banjir yang tidak kita harapkan, namun suka tidak suka banjir datang juga menerjang pemukiman kita. Apa yang akan dilakukan ketika banjir menerjang? Berikut penulis sarikan dari berbagai sumber terpercaya mengenai tips-tips penting yang direkomendasikan para pakar lingkungan.

Menjaga kestabilan mental hal yang terpenting dilakukan, karena banjir berpotensi memicu stres. Bila kita larut dengan tekanan banjir, malah tidak dapat menangani masalah yang dihadapi dengan baik.

Tidak kalah penting mewaspadai bahaya dampak banjir yang mengancam anak-anak dan anggota keluarga yang lain. Dampak bahaya banjir mulai dari tenggelam terseret arus, sakit, keracunan, terinfeksi penyakit, maupun bahan kimia, maupun bahaya non fisik seperti bingung, takut dan stres. Antisipasinya, selain waspada juga harus menjaga kebersihan karena paska banjir, kuman bisa saja menyebar melalui sumber minum, mandi, atau peralatan rumah tangga.

Bila misalnya, harus mengungsi saat banjir, pastikan rumah dalam keadaan aman saat dimasuki kembali. Bila terdapat retakan pada dinding atau pun kerusakan pada atap yang dapat membuatnya runtuh, sebaiknya tetap diwaspadai. Demikian pula dengan harus hati-hati terhadap sumber listrik rumah. Saat banjir, biasanya arus listrik berpotensi menginduksi peralatan atau dinding rumah yang basah. Karena itu sebaiknya sekering listrik dimatikan, dan menghidupkan kembali dengan hati-hati.

Perlu diperhatikan, sebelum mengutak-atik peralatan listrik yang terendam banjir, pastikan Anda memiliki cukup pengetahuan mengenai hal tersebut. Jika ada stop kontak yang terendam air, pastikan sekering utama telah dicabut. Jangan digunakan sebelum yakin bahwa stop kontak telah kering dan tidak ada yang rusak.

Bila rumah sering langganan banjir, rencana tanggap darurat yang lebih detil saat banjir akan sangat membantu untuk mengingatkan apa yang harus dilakukan saat banjir melanda. Sebaiknya prosedur darurat dibuat tertulis sehingga seluruh anggota keluarga memahaminya dan tahu apa yang harus dilakukan saat banjir datang.

Bila rumah mengalami kerusakan yang berat karena sering diterjang banjir, perlu mempertimbangkan relokasi ketimbang membangunnya dari awal yang juga memakan biaya cukup besar. Bila memiliki dana lebih baik berpikir untuk merelokasi rumah ke tempat yang lebih aman dari banjir.

Berkat partisipasi pemerintah dan masyarakat yang tanggap terhadap lingkungan serta keluarga yang memiliki rencana tanggap darurat saat banjir, harapannya banjir sebagai suatu bencana dapat diantisipasi dan tidak akan membawa kerugian lebih yang besar. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar